Obor Asian Games
Asal Usul Api Obor Asian Games
Asian Games akan dimulai pada tanggal 18 Agustus 2018. Untuk
mengawali acara tersebut diadakan Kirab Obor atau Touch Relay. Negara yang
mengawali pengambilan api itu adalah India karena status negara tersebut yang
menjadi asal-muasal Asian Games. Kirab Obor diadakan di India pada hari Minggu,
15 Juli 2018.
Di Indonesia, Api untuk
obor Asian games 2018 tersebut diambil dari situs Api Abadi Mrapen, Grobogan.
Situs Api Abadi Mrapen terletak di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten
Grobogan. Mrapen adalah dukuh dimana api abadi ini berada. Penamaannya berasal
dari kata 'prapen' yg artinya perapian. Di kalangan masyarakat setempat, api
ini dikenal dengan Kyai Mrapi/Nyai Mrapi. Selanjutnya dari Mrapen, obor Asian
Games yang sudah disatukan akan dibawa ke Candi Prambanan, Yogyakarta, dan akan
diresmikan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, sebelum dibawa keliling ke 54 kota di
18 provinsi,.Api akan
melakukan perjalanan dengan total jarak tempuh 18.000 km, sebelum tiba di
Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta, untuk upacara pembukaan Asian Games
ke-18, pada hari Sabtu tanggal 18 Agustus 2018.
Api Abadi Mrapen menjadi langganan pengambilan api obor beberapa
agenda nasional dan internasional sejak era Presiden Soekarno hingga saat ini
Api Abadi Mrapen untuk kali pertama diambil untuk upacara pembukaan Pesta
Olahraga Negara-Negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces
(Ganefo) I pada 1 November 1963. Kemudian, Pekan Olahraga Nasional (PON) pun
juga mengambil Api Abadi Mrapen dimulai pada PON XVI 23 Agustus 1996. Untuk
acara keagamaan, Api Abadi Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor upacara
Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Api Abadi Mrapen merupakan fenomena geologi, berupa api yang
menyala di atas tanah sebagai akibat dari terbakarnya gas alam yang muncul ke
permukaan bumi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM
menuliskan, secara fisiografis, situs ini terletak pada Zoma Depresi
Randublatung.
Sedangkan dari sisi geologi, situs Api Abadi ini tersusun oleh
batulempung dan batugamping. Situs ini kaya dengan struktur geologi berupa
patahan dan lipatan, sehingga menciptakan zona lemah yang kemudian menyebabkan
gas yang dihasilkan di kedalaman bisa menemukan jalur menuju permukaan.
Gas yang keluar ke permukaan dari situs Api Abadi ini mempunyai
komposisi utama gas metana (CH4). Untuk diketahi, gas metana merupakan gas
termogenetik yang terbentuk dari bahan organik fosil pada tekanan dan suhu
tinggi. Gas metana bukan merupakan gas beracun tapi merupakan gas yang mudah
terbakar. Hingga saat ini, api ini masih tetap menyala sepanjang waktu tanpa
peduli cuaca.
Menilik cerita sejarah yang berkembang secara turun-temurun di
masyarakat setempat, keberadaan sumber api abadi Mrapen terkait dengan sejarah
masa akhir Kerajaan Majapahit yang ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada
tahun 1500-1518 Masehi. Konon api abadi itu timbul setelah Sunan Kalijaga yang
memimpin Demak mengalahkan Majapahit mencari mata air untuk prajuritnya yang
kelelahan, dengan menancapkan tongkatnya ke tanah. Namun lubang dari bekas
tongkat itu tak lama menyemburkan api yang saat ini dipercaya merupakan titik
awal munculnya sumber Api Abadi Mrapen. Lalu tancapan tongkat Sunan Kalijaga
kedua kalinya di tempat lain mengeluarkan semburan air yang bersih dan bening.
Air tersebut dimanfaatkan rombongan prajurit untuk minum. Sumber mata air
itulah yang saat ini berada tidak jauh dari api abadi Mrapen, memiliki diameter
tiga meter dan kedalaman sekitar dua meter yang diberi nama Sendang Dudo.
Komentar
Posting Komentar